Infokowasi.com – Ungkapan “dunia tidak selebar daun kelor” sudah kerap kita dengar. Namun, seperti apa sosok tanaman kelor, barangkali tidak sedikit diantara kita yang belum pernah mengenalnya, apalagi menyingung manfaat dan khasiat yang tersembunyi di balik daun kelor itu.
Dimata kita kelor atau kilor memang belum dimasukan dalam deretan tanaman bernilai ekonomi tinggi yang dibudidayakan secara masal.
Sesungguhnya tanaman bernama latin moringa oleifera ini tergolong tanaman tahunan yang biasanya tumbuh liar. Tumbuhan ini diduga asli dari kawasan barat pegunungan Himalaya dan India, kemudian menyebar hingga ke Benua Afrika dan Asia Barat.
Di jawa kelor biasa di jumpai tumbuh sampai pada 300 m di atas permukaan laut. Kelor sanggup tumbuh dengan baik di kawasan tropik yang lembap juga di daerah panas. Bahkan tanah kering kerontang sekalupun tak ditampiknya. Karena tidak rakus “makan” pupuk (unsur hara) kelor cocok sebagai tanaman “pioner” untuk penghijauan dan pemulihan tanah gersang.
Di lahan kebun tanaman kelor bisa digunakan sebagai pagar hidup sosok batang pokoknya tidak lurus betul, melainkan sedikit membengkok dan bercabang-cabang justru bermanfaat sebagai pohon pendukung untuk tanaman merambat seperti sirih. Hanya dengan menancapkan setekan batang yang sudah tua, akan tumbuh tanaman baru.
Kelor tergolong cepat tumbuh besar alias bongsor, dalam tempo sepuluh bulan biji yang disemai bisa berkembang menjadi pohon kelor setinggi 3m, kalau dibiarkan bisa mencapai 8- 12 m. Sayangnya pohon ini berbatang lunak dan getas. Sering pula dijumpai batang pohon kelor keropos karena digrogoti larva serangga, mula-mula berwarna putih lalu berubah kecoklatan setelah terkena udara.
Umur enam bulan, tanaman kelor sudah mulai belajar berbunga, sebelum berlanjut menjadi buah. helaii bunganya sepanjang 10- 30cm, berwarna putih kekuningan. Tidak seperti tanaman lain, bunga kelor bisa muncul sepanjang tahun, nyaris tidak mengenal musim. Bunga yang tidak terlanjur rontok oleh angin atau hujan akan terus berkembang menjadi buah. Buahnya yang mirip kacang polong, oleh sebagian masyarakat disebut klenthang, memiliki panjang 20-45cm di balik kulit buah yang keras, setiap polong buah kelor menyimpan 10-15 butir biji kelor. Berat setiap biji tanpa kulit ari rata-rata 2,5g.
Daunnya berupa daun majemuk setiap tangkai daun sepanjang antara 20-60 cm terdapat sirip-sirip daun yang terdiri atas 8-10 pasang anak daun. Anehnya masing- masing anak daun juga punya tangkai.
Setiap lembar daun kelor berukuran kecil, panjang 1-3 cm. Maka, tepat kalau ada pepatah berbunyi “dunia tak seluas daun kelor“ karena daun kelor memang amat sangat sempit. Daun berbentuk bulat telur kecil itu akan semakin kecil dan tipis saat tiba musim kering. Yang menjadi ciri khususnya, bila daun itu diremas-remas segera menimbulkan bau langu.
penulis : Dadan Haekal
Editor : Yossy Suryadi